KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T , karena segala rahmat dan hidayah-Nya saya mendapat kesempatan untuk
membuat tugas makalah Ilmu Sosial Dasar yang berjudul Manusia Sebagai Makluk Sosial.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman saya yang telah banyak membantu dalam pengerjaan
makalah ini hingga selesai. Makalah yang saya buat ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu saya sangat membutuhkan saran yang membangun agar makalah yang
saya buat ini dapat lebih baik lagi untuk dibaca oleh pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia disebut sebagai
makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta
kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain,
selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok. Kemampuan dan kebiasaan manusia
berkelompok ini disebut juga dengan zoon politicon.
B. Rumusan Masalah
1. Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial.
2. Tujuan Manusia Bersosialisasi Dengan Manusia lain.
3. Istilah Manusia Sebagai Zoon Politicon.
4. Manusia Sebagai Insan Politik.
5. Kedudukan Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan
6. Pengembangan nya.
C.Tujuan
1. Menjelaskan tentang karakteristik manusia sebagai makhluk sosial.
2. Menjelaskan tentang bagaimana manusia bersosialisasi dengan manusia.
3. Menjelaskan tentang istilah manusia sebagai zoon polopticon.
4. Menjelaskan manusia sebagai insan politik.
5. Menjelaskan tentang manusia sebagai makhluk sosial dan
6. Pengembangan nya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu
ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada
individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan
2. Dorongan untuk mempertahankan diri
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam
perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan
satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi
antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan
sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan
masyarakat yang terdiri dari :
1. Penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia
menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri
manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2. Penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan
meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga
kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di
dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara
luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan
sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses
meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai
makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk
sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan
makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia
yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi
interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana
manusia berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada
dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi
untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang
direndahkan membutuhkan kasih sayang orang lain atau dukungan moral untuk
membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan
interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah
interaksi yang harmonis Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan
sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya
sendiri. Sebagai makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan
menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia
tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada
kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini
tanpa bantuan orang lain.
B. Tujuan Manusia Bersosialisasi Dengan Manusia Lain
Kata interaksi berasal dari
kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling
mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses di mana orang-orang
berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti
kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari
hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu
terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka
saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin
berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari
interaksi sosial.
Sosialisasi terbagi menjadi dua yaitu :
1. Sosialisasi Primer
Peter L. Berger dan Luckmann
mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani
individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga).
Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum
masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga.
Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar
keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang
yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan
pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat
ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan
anggota keluarga terdekatnya.
2. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu
proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan
individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya
adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang
diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi,
seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
C. Manusia Sebagai Zoon Politicon
Istilah manusia sebagi zoon
politicon pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles yang artinya manusia
sebagai binatang politik. Manusia sebagai insan politik atau dalam istilah yang
lebih populer manusia sebagi zoon politicon, mengandung makna bahwa manusia
memiliki kemampuan untuk hidup berkelompok dengan manusia yang lain dalam suatu
organisasi yang teratur, sistematis dan memiliki tujuan yang jelas, seperti
negara.
D. Manusia Sebagai Insan Politik
Sebagai insan politik, manusia
memiliki nilai-nilai yang bisa dikembangkan untuk mempertahankan komunitasnya.
Argumen yang mendasari pernyataan ini adalah bahwa manusia sebagaimana
binatang, hidupnya suka mengelompok. Hanya sifat mengelompok antara manusia dan
binatang berbeda, hewan mengandalkan naluri, sedangkan manusia berkelompok
dilakukan melalui proses belajar dengan menggunakan akal pikirannya.
E. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Kata 'Makhluk Sosial' mungkin sudahlah tidak asing di telinga kita. Pada saat proses kelahiran kita pun, tak lepas dari kalimat ini. Ialah dimana saat kita dilahirkan oleh ibu kita, dan pada saat itulah kita membutuhkan sosok seorang ibu untuk memperkenalkan dunia baru tersebut kepada kita.
Setelah lahirnya sang anak ke dunia, orang tua lah (ibu) yang senantiasa
berperan dalam proses pengenalan dunia barunya. Oleh karena itu, manusia saling membutuhkan sesamanya.Secara garis besar
diatas adalah merupakan suatu contoh perwujudan kita sebagai makhluk sosial.
Dan pengertian makhluk sosial adalah sebagai berikut, dalam kehidupan di dunia, setiap makhluk hidup memerlukan interaksi dan komunikasi satu sama lain, khususnya bagi umat manusia. Interaksi dan komunikasi ini sangat diperlukan karena manusia ditakdirkan menjadi makhluk sosial yang tak pernah lepas dari bantuan orang lain. Oleh karena manusia hidup sebagai mahkluk sosial itulah, disadari maupun tidak, manusia cenderung hidup berkelompok dengan tujuan yang sama, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan mereka masing-masing.
Dalam tujuannya meningkatkan taraf kesejahteraan dan kehidupan manusia,
mereka cenderung hidup berkelompok yakni misalnya untuk mewujudkan kebutuhan
sosialnya, terciptanya keamanan, ketertiban, keadilan, kenyamanan, kerjasama
dan lain sebagainya. Dalam kehidupan berkelompok pula, manusia relatif tidak
berorganisasi namun semua itu terjadi secara spontan untuk hidup berkelompok
Tidak mungkinlah manusia mampu
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam contoh lain, saat kita telah
tiada di dunia (meninggal), kitapun tentu saja membutuhkan bantuan orang lain
untuk menguburkan jenazah kita.
Dari berbagai contoh diatas yang telah dipaparkan, sehingga kita disebutlah
manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan, rasa
toleransi, simpati dan juga empati terhadap sesamanya. Keadaan inilah yang
dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga saat
berinteraksi itulah mengharuskan terciptanya norma dan etika yang harus dijaga
selama proses berinteraksi dengan sesamanya. Bila dalam proses tersebut kita melanggar norma-norma dan etika kesopan
santunan, maka akan timbulah penyimpangan-penyimpangan sosial.
F. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam
kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya.
Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan
manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam
kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan
hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti
positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari
nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh
interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak
pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan
yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian
yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga
mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan
mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan
pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional
lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia
berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan
bermasyarakat. Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang
khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah
satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan,
"Manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika
manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang
sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian
terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan
memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa
disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga
hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tanpa bantuan manusia lainnya,
manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain,
manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,
karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan,
norma sosial.
b. Perilaku manusia
mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan
untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan
berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
http://eituzed.blogspot.com/2012/11/manusia-makhluk-sosial.html
http://anwarabdi.wordpress.com/tag/manusia-sebagai-makhluk-sosial/
http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial/
http://eituzed.blogspot.com/2012/11/manusia-makhluk-sosial.html
http://anwarabdi.wordpress.com/tag/manusia-sebagai-makhluk-sosial/
http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar